Kamis, 13 November 2014

Kritikan

Banyak yang saya lihat disekitar saya, orang-orang yang berfikir bisa mengubah dunia, hanya dengan mengkoreksi apa yang orang lain perbuat, tapi tak pernah mampu berbuat lebih baik dari yang di kritisi.Setidaknya ada 10 hal yang bisa bikin saya khawatir seputar Kritikan, Yaitu :
  1. Kritikan itu bagaikan garam dalam gulai. Enaknya kalau sedikit. Kalau kebanyakan akan asin, tidak enak lagi dikonsumsi. Apalagi kalau garamnya lebih banyak dari gulainya, tidak gulai lagi namanya
  2. Kalau hidup ini hanya dipenuhi kritikan, kapan lagi kita akan mengisi?
  3. Orang yang terlalu banyak kritik biasanya kerjanya tidak selancar ngomongnya.
  4. Kalau sekedar mengkritik, orang tak punya kaki pun bisa mengkritisi pemain bola dunia.
  5. Salah satu sifat orang munafik itu terlalu suka mengkritik. Apapun yang dilakukan orang ada-ada saja kritikannya. Tidak ada yang membuat dia redha. Panas susah, dingin apalagi. Dunia baginya selalu kelabu dan mendung.
  6. Jangan kan orang yang dikritik, teman saja mual, bahkan bisa muntah kalau terlalu banyak kritik.
  7.  Kritiklah sekedarnya, pada posisi sangat penting.
  8. Kadang ada hal yang justru bisa diperbaiki dengan didiamkan, dan semakin parah kalau dikritisi.
  9. Orang yang terlalu banyak kritik suka sesuatu yang sempurna, sementara dia sendiri tak sanggup mewujudkannya.
  10. Kritikan yang membangun itu setelah mempelajari secara dalam, diungkapkan dengan bahasa yang santun dan mendidik serta tidak ngotot. Bukan bahasa tudingan dan celaan yang bikin darah menggelegak.
Saya jadi teringat sebuah kisah..Seorang pemuda berusia 24 tahun melepaskan pandangannya melalui jendela kereta api, seraya berteriak kegirangan:”Ayah, coba lihat, pohon-pohon itu menyusul kita”.Ayahnya tersenyum sambil menganggukkan kepala dengan wajah yang ceria.Di samping pemuda itu ada sepasang suami-istri yang mengamati tingkah pemuda yang kekanak-kanakan itu. Mereka berdua merasa sangat risih.Tidak lama pemuda itu kembali berteriak: “Ayah, lihat itu, awan ikut berjalan bersama kita”.
Ayahnya tersenyum lagi menunjukkan kebahagiaan.
Dua orang suami-istri di samping pemuda itu tidak mampu menahan diri, akhirnya mereka berkata kepada ayah pemuda itu: “Kenapa anda tidak membawa anak anda ini kedokter jiwa?”
Ayah pemuda itu menjawab: “Kami baru saja kembali dari rumah sakit, anakku ini menderita kebutaan semenjak lahirnya, dan hari ini adalah hari pertama dia bisa melihat dunia dengan mata kepalanya”.
Lihat hasil Kritikan Suami Istri diatas
Setiap orang mempunyai cerita hidup masing-masing, oleh karena itu jangan memvonis seseorang dengan melihat zahirnya saja. Barangkali saja bila anda mengetahui kondisi sebenarnya anda akan tercengang. Maka kita perlu berfikir sebelum bicara.

0 komentar:

Posting Komentar