This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Negeri Serumpun Sebalai

Deru suara angin yang masuk melalui kaca jendela mobil yang aku tumpangi menghentikan cucuran keringat yang membasahi wajahku. Setelah hampir kurang lebih 3 jam perjalanan darat, dan 3 jam perjalanan laut akhirnya tak lama lagi aku akan sampai di kota tujuanku. Kepala ku terasa agak berat, mungkin ini pengaruh naik kapal tadi, memang ada sedikit kendala saat kapal berlayar menyusuri sungai musi lalu melintasi selat Bangka, gelombang laut agak tinggi, dari informasi yang kudapat dari penumpang kapal yang lain, biasanya jalur penyeberangan kapal di selat Bangka akan menemui kendala saat memasuki pertengahan bulan November hingga pertengahan bulan februari. Tapi alam bisa saja berubah sesuai kehendak penciptaNya, meski ini baru memasuki pertengahan bulan oktober gelombang tinggi sudah terjadi.


Ini bukan pertama kalinya aku naik kapal, tapi ini kapal terbesar pertama yang pernah aku naiki, dikampung  aku hanya naik sampan kecil saat mandi di sungai atau menaiki perahu nelayan yang sedikit lebih besar dari sampan, itupun saat perahu-perahu itu sedang parkir di pinggir pantai, tidak saat sedang melaut. Dan saat  aku telah berada di atas kapal laut yang menurut ku sangat besar dengan keadaan laut yang kurang bersahabat. Telapak kakiku berkeringat dingin tatkala beberapa kali kulihat percikan gelombang laut menghantam kaca kapal, mesin kapal mati, ini pasti karna hantaman gelombang, lambung kapal berderit-derit, habislah riwayatku, bathin ku dalam hati, padahal mesin kapal sengaja dimatikan oleh awak kapal, agar kapal bisa mengikuti alur gelombang yang datang itupun kudengar dari pembicaraan para penumpang yang saling bercerita saat sudah turun di pelabuhan, kufikir, tujuanku untuk merantau ke Bangka akan kandas di hantam dahsyatnya gelombang laut di selat Bangka. Barangakali tuhan memberikanku kesempatan untuk melihat sebuah gapura besar bertuliskan “selamat datang dikota pangkal pinang” Negeri Serumpun Sebalai.

Rabu, 14 Oktober 2015

MAJU DENGAN BERJALAN MUNDUR

Hari ini adalah tanggal 1 Muharram 1437 H, bertepatan dengan tanggal 14 Oktober 2015. Hari dimana 2 tahun lalu tanggal 14 Oktober 2013 untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Bumi Serumpun Sebalai “PangkalPinang”, Pulau Bangka yang menurut sejarahnya, tempat orang2 mengantungkan hidupnya dengan menambang Timah, Surganya Timah, mungkin dulu Tuhan menciptakan negeri ini dengan mencampakkan biang Timah hingga jadilah ia sebuah pulau dengan kekayaan sumber daya alam timah yang melimpah ruah. Kalau dikumpulkan dari zaman ke zaman, hasil timah yang didapat mungkin  bisa untuk membangun jalan dari timah, sarana dan prasarana serta infrastruktur dari bahan timah karna begitu banyaknya hasil timah si negeri ini. Sepanjang perjalanan dari pelabuhan mentok menuju kota pangkal pinang saya sedikit bangga melihat jalan Aspal yg cukup mulus, berbeda sekali dengan jalan yang ada di kampong saya, di sumatera, perjalanan sangat lambat bukan karena macet tapi karna jalan yg  berlubang, sangat jauh bebeda. Pulau ini jalan nya bagus fikir saya, mudah-mudahan apa yg ingin saya capai dinegeri  ini bisa dilalui dengan mudah seperti laju mobil travel Express Bahari yang saya tumpangi ini. Sewaktu dlam perjalanan saya sempat bercerita dengan supirnya kalau selain timah Bangka juga penghasil sahang atau lada dengan kualitas terbaik. Saya jadi teringan waktu masih SD dulu, dalam pelajaran geografi bahwa pulau Bangka merupakan penghasil lada terbesar di Indonesia, kualitasnya baik, merupakan salah satu komoditi yang di ekspor ke luar negeri. Timah dan sahang adalah primadona di pulau ini, motor penggerak perekonomian yang sangat di banggakan oleh orang-orang pulau ini.
Tapi,.. bukan semua itu yang menjadi tujuan saya memutuskan untuk memilih Bangka sebagai tempat ku merantau, bukan karena ingin menjadi pengusaha timah atau menggantungkan hidup dari sahang. Aku kesini untuk sebuah kebebasan, iya.. aku ingin berdiri dengan kaki ku sendiri. Dikampung, mungkin pengahargaan mudah didapati, kesejahteraan mudah diraih, atau segala jenis kemudahan sangat mungkin di genggam, tapi masih ada ketidakpuasan yang begitu nyata dildalam diriku. Semua itu bukan murni karena keberhasilan pribadiku, bukan pencapaian maksimal dari setiap usahaku, barangkali masih ada dalam setiap kemujuran yang aku dapati itu bersumber dari nama besar orang tuaku. Atau pengaruh nenek moyang ku. Karena aku paling antipati dengan hal yang berkenaan dengan diriku dikait-kaitkan dengan orang tua dan saudara-saudarku. Dan paling merasa tidak ingin apabila dikatakan orang engkau anak si ini, kau cucu si ini. Jadi dengan embel2 yang melekat pada diriku aku diberi kemudahan oleh orang – orang yang terkait denganku.  Oleh karena itu kulepaskan semua yang pernah saya raih, semua yang membuatku sudah merasa menjadi laki2 sejati. Pekerjaan, investasi, pengahargaan, keluarga, orang tua, dan cinta.

KALENDER BRI TH 2013

Kini… dua tahun sudah berlalu. Apa yang aku dapat ?????  TO BE CONTINUED..